Tugas Individu :
PERILAKU ORGANISASI
OLEH:
ISDAYANTI
C1A113112
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
NEGARA
FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB 1
STUDI ORGANISASI
1.1 Pentingnya Mempelajari Perilaku
Organisasi
Definisi
perilaku organisasi yang multidisiplin ini menggambarkan sejumlah hal, yaitu :
Ø Perilaku
organisasi adalah cara berpikir.
Ø Perilaku
organisasi adalah multidisiplin yang menggunakan prinsip, model, teori, dan
metode-metode dari disiplin.
Ø Terdapat
suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku organisasi.
Ø Perilaku
organisasi berorientasi pada kinerja.
Ø Perilaku
organisasi ternyata dipengaruhi secara signifikan oleh lingkungan eksternal.
Ø Karena
perilkau organisasi sangat tergantung pada disiplin lain, maka metode ilmiah
menjadi hal penting dalam mempelajari variable dan keterkaitannya.
1.2 Peran Organisasi Dalam Masyarakat
Manusia
sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini merupakan
kodrat selama manusia hidup didunia. Manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarkatnya, baik dalam jumlah
banyak maupun dalam jumlah sedikit. Pengaruh itulah yang akan membuat manusia dengan
segala keunikannya akan memainkan peran dalam masyarakat.
Demikian
pula organisasi, yang terdiri dari kumpulan manusia, tentu akan mempunyai cirri
dan karakteristik sendiri. Organisasi yang telah mapan dengan pengalaman
panjang diyakini telah mempunyai budaya organisasi sendiri, yang pada saatnya
akan mewarnai juga budaya kerja karyawannya secara individual.
1.3 Perilaku Di Dalam Organisasi
Perilaku
di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok. Baik
perilaku individual maupun kelompok menjadi bahan penting dalam organisasi,
apalagi keduanya saling berinteraksi yang suatu saat sudah tidak bias
dibedakan lagi asal-usul perilaku yang
terdapat dalam suatu organisasi.
BAB 2
STRUKTUR ORGANISASI
2.1 Penegrtian Struktur Organisasi
Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja
terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara
bersama pekerjaan individual dengan kelompok.
2.2 Enam Unsur Kunci Yang Menetapkan
Struktur Organisasi
Ø Pembagian
kerja, adalah membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas yang secara
wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu dan kelompok dengan penuh
rasa tanggung jawab.
Ø Menggabungkan
beberapa tugas secara logis sehingga diperoleh keberhasilan pencapaian tugas
(efektif) dan efisien.
Ø Menetapkan
siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laporan disampaikan.
Ø Koordinasi,
adalah mekanisme yang menyatukan kegiatan departemen menjadi satu kesatuan dan
memantau efektivitas integrasi tersebut.
2.3 Model Desain Organissi
Ø Konvencional
Ø Birokrasi
Ø Matriks
2.4 Pilihan Desain Baru
Ø Struktur
Tim
Ø Organisasi
Virtual / Organisasi Jaringan
Ø Organisasi
Tanpa Tapal Batas
2.5 Mengapa Struktur-struktur Itu
Berbeda
Perbedaan
desain struktur disebabkan oleh berbagai kendala yang terdapat dalam
organisasi, seperti misalnya dalam model mekanistik dimana struktur dicirikan
dengan depertementalisasi yang ekstensif, formalisasi yang tinggi, jaringan
informasi yang terbatas dan sentralisasi.
2.6
Peran Struktur Organisasi Dalam Pengambilan Keputusan
Teori
pengambilan keputusan
Terdapat
4 (empat) paradigm dalam teori pengambilan keputusan, yaitu :
Ø Model
Rasional
Ø Model
Organisasional
Ø Model
Politik dan Power
Ø Model
Garbage Can
BAB 3
BUDAYA ORGANISASI
Beberapa
karakteristik pembentuk budaya organisasi, diantaranya adalah :
Ø Inovasi
dan pengambilan resiko.
Ø Perhatian
kerincian.
Ø Orientasi
hasil.
Ø Orientasi
orang.
Ø Orientasi
tim
Ø Keagresifan.
Ø Kemantapan.
3.1 Pelembagaan Adalah Awal
Pembentukan Budaya
Budaya
organissi yang baik adalah kebiasaan yang memungkinkan setiap anggota
organisasi mampu menjadi manusia yang produktif, kreatif, bekerja dengan
antusias sesuai dengan permintaan, dan mampu mengubah produk asing menjadi
produk yang mempunyai nilai tambah tinggi dengan inovasi yang unik.
3.2 Karakteristik Umum Pembentuk
Budaya Organisasi
Ø Seorang
pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru.
Ø Pendiri
menerima orang-orang kunci dan menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan
visi.
Ø Kelompok
inti bergerak merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu sehingga
organisasi bias berjalan dengan baik dengan mencari dana, memperoleh hak paten,
badan hokum, menentukan tempat usaha, dan sebagainya.
Ø Pendiri
dan kelompok inti secara bersama membangun kebiasaan yang bertujuan untuk
membangun dan membesarkan organisasi dengan kebiasaan positif dan produktif.
Ø Pembiasaan
positif berjalan terus sehingga menjadi sesuatu yang interen dengan gerak dan
tingkah laku seluruh organisasi sehingga tanpa disadari kebiasaa-kebiasaan itu
telah melembaga menjadi budaya organisasi.
3.3 Budaya Organisasi Yang Dominan
Ø Budaya
Kuat Melawan Budaya Lemah
Ø Budaya
vs Formalisasi
Ø Budaya
Organisasi Lawan Budaya Lemah
3.4 Efek Fungsional Budaya
Ø Fungsi
Budaya
Ø Budaya
Sebagai Suatu Kewajiban
3.5 Mencocokkan Karyawan Dengan
Budaya Organisasi
Ø Cerita
Ø Ritual
Ø Lambing
Materi
Ø Bahasa
BAB
4
PERILAKU
INDIVIDUAL
4.1 Karakterisitik Biografis
Ø Usia
Ø Jenis
Kelamin
Ø Status
Perkawinan
Ø Masa
Kerja
Ø Pengetahuan
Ø Kemampuan
Intelektual
Ø Kemampuan
Fisik
Ø Kesesuaian
Kemampuan dan Pekerjaan
PEMBELAJARAN
Definisi
Tentang Pembelajaran
Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman. Dari definisi tersebut ada tiga komponen dari pembelajaran yaitu
belajar melibatkan adanya perubahan (bias baik, bias juga tidak baik bagi
organisasi), perubahan yang terjadi relative permanen (yang bersifat semnetara
berarti gagal), dan belajar itu berhubungan dengan perubahan perilaku (proses
belajar terjadi apabila ada perubahan perilaku, selain pikiran dan sikap).
Teori
Pembelajaran
Ø Pengkodisian
Klasik (Classical Conditioning)
Ø Pengkodisian
Operant (Operant Conditioning)
Ø Pembelajaran
Social (Social Learning)
METODE-METODE
PEMBENTUKAN PERILAKU
Ø Penguatan
positif
Ø Penguatan
negative
Ø Hukuman
Ø Pemunahan
BEBERAPA
PENERAPAN ORGANISASIONAL YANG SPESIFIK
Ø Mengurangi
kemangkiran lewat penggunaan undian
Ø Mengganti
tunjangan sakit dengan tunjangan sehat
Ø Mendisiplinkan
karyawan bermasalah
Ø Mengembangkan
program pelatihan karyawan yang efektif
Ø Menciptakan
program pemantauan untuk karyawan baru
Ø Menerapkan
teori pembelajaran pada swa-Manajemen.
BAB
5
MOTIVASI
Pendekatan teori
motivasi dipengaruhi oleh perkembangan ilmu perilaku organisasi dan manajemen
secara umum, yaitu :
Ø Pendekatan
Tradisional, Taylor.
Ø Pendekatan
Hubungan Manusiawi, Elton Mayo.
Ø Pendekatan
Sumber Daya Manusia, Argyris, McGregor, Likert, dan Maslow.
5.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individual (Robbins,20023,208).
5.2 Teori Motivasi
Ø Teori
Jenjang Kebutuhan Maslow
Ø Teori
X Dan Y McGregor
Ø Teori
Dua Faktor Herzberg
Ø Teori
Existence, Relatedness, Dan Growth (ERG) Alderfer
Ø Teori
3 Kebutuhan McClelland
Ø Teori
Goal-Setting Locke
Ø Teori
Keadilan Adams
Ø Teroi
Harapan Vroom
5.3 SuperMotivation
Konsep
supermotivation cocok untuk digunakan dalam kondisi dimana karyawan lebih
banyak menunggu untuk diperintah, malas melayani konsumen, rendah inisiatif,
bermain aman, dan tidak berusaha keras untuk mencapai yang terbaik. Secara
singkat super motivation didefinisikan sebagai self-sustaining, organization-wide, high motivation.
(Spitzer,1995,4).
Super
motivation adalah motivasi yang tinggi. Terdapat dua komponen besar sebgai
pembentuk kinerja manusia yaitu ability dan motivation. Ability tidak berarti
apabila tidak digunakan. Ability akan mewujud manakala dilipatgandakan oleh
motivasi. Oleh karenanya pada saat terdesak atau krisis, manusia sering dapat
memobilisasi kapasitas yang tersembunyi untuk menuntaskan prestasi.
BAB 6
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
6.1 Tujuan Evaluasi Kinerja
Ø Penyesuaian
kompensasi,
Ø Keputusan-keputusan
penempatan,
Ø Kebutuhan
latihan dan pengembangan,
Ø Perencanaan
dan pengembangan karir,
Ø Mengetahui
kesalahan-kesalahan tentang : penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan
informasi, kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yang kurang adil, dan
lain-lain tantangan eksternal.
PENDEKATAN SIFAT
Evaluasi
kinerja dengan pendekatan sifat bertujuan untuk memusatkan perhatian pda
seberapa jauh individu memiliki karakter atau sifat penentu yang dapat
diandalkan untuk mendukung keberhasilan organisasi. Beberapa karakter atau
sifat yang dimaksud antara lain : inisiatif, kepemimpinan, dan daya saing. Pendekatan ini sering juga disebut dengan
metode penelitian yang berorientasi pada masa lalu.
METODE PENELITIAN BERORIENTASI PADA
MASA DEPAN
Penilaian
yang berorientasi ke depan akan mengedepankan potensi dan penetapan
sasaran-sasaran individual yang terinspirasi oleh criteria-kriteria baik-buruk
yang dipandu oleh point-point penilaian perstasi karyawan. Teknik-teknik yang
biasa digunakan adalah :
Ø Penilaian
diri (self appraisal)
Ø Penilaian
psikologis
Ø Pendekatan
MBO (management by objectives)
Ø Teknik
pusat penilaian.
IMPLIKASI EVALUASI KINERJA
Evaluasi
kinerja mempunyai dampak pada kelancaran karier. Oleh karena itu, agar
penilaaian dapat memandu karyawan untuk senantiasa produktif, berkembang, dan
bekerja dalam suasana yang penuh dengan inisiatif dan antusiasme yang tinggi,
maka upaya-upaya lanjutan setelah penilaian haruslah maton dalam artian sesuai
dengan prestasi baik-buruk yang telah dihasilkan karyawan dimasa lalu atau
sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
Secara
individual, kompensasi adalah penting bagi karyawan karena :
Ø Besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai prestasi dan penghargaan perusahaan
terhadap karyawan disbanding karyawan
lainnya, keluarga, dan masyarakat.
Ø Besarnya
kompensasi merupakan ukuran situasi sosial, martabat, dan “harga” karyawan.
TUJUAN ADMINISTRASI KARYAWAN
Ø Memperoleh
karyawan yang berkualitas.
Ø Mempertahankan
karyawan potensial.
Ø Menjamin
keadilan.
Ø Menghargai
evaluasi kinerja.
Ø Mengendalikan
biaya.
Ø Memenuhi
peraturan.
PROSES KOMPENSASI
Proses
kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan
maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan
dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan.
SISTEM INSENTIF FINANSIAL
Sistem Insentif Individual
Ø Insentif
untuk karyawan operasional
Ø Insentif
untuk manajer
Ø Sistem
sugesti
Ø Komisi
Sistem Insentif Kelompok
Ø Unit
keluaran kelompok (group piece rates)
Ø Bagi
hasil produksi (production sharing plan)
Ø Bagi
laba (profit sharing)
Ø Pemilikan
saham perusahaan oleh karyawan (employee stock ownership)
kOMPENSASI PELENGKAP
Ø Pembayaran
upah untuk waktu tidak bekerja (time of benefit), seperti hari-hari sakit,
liburan dan cuti, alas an-alasan lain seperti nikah, kematian keluarga, dll.
Ø Perlindungan
ekonomis terhadap bahaya, seperti program pension, tunjangan hari tua,
pembentukan koperasi dan yayasan untuk menunjang kebutuhan keuangan dan kredit
karyawan.
Ø Program
pelayanan karyawan, seperti program rekreasi, cafeteria, perumahan, beasiswa
pendidikan, konseling finansial dan legal.
Ø Pembayaran
kompensasi yang ditetapkan secara legal.
BAB 7
STRES DAN PERUBAHAN
7.1 Stres Dalam Perilaku Organisasi
Stres
adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stres yang terlalu berat akan mengancam kemampuan seseorang dalam
menghadapi lingkungannya. Gejala-gejala stres biasanya sering marah, tidak
dapat rileks, agresi, tidak kooperatif dan pelariannya adalah minum alkohol,
merokok secara berlebihan bahkan narkoba. Beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat stress yaitu :
Ø Gejala
fisiologis, yang terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang dilihat
perubahan metabolisme, meningkatnya laju detak jantung dan pernafasan,
meningkatnya tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan
jantung.
Ø Gejala
psikologis, dilihat dari ketidakpuasan, ketegangan, kecemasan, mudah marah,
kebosanan, dan suka menunda-nunda.
Ø Gejala
perilaku, dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar
masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan
alkohol, bicara cepat, gelisah dan adanya gangguan tidur.
Kondisi
yang cenderung menyebabkan stres disebut stressor. Ada 2 kategori stressor
yaitu on the job seperti beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan
waktu, kualitas supervise yang jelek, ambiguitas, wewenang yang tidak
mencukupi, umpan balik yang tidak memadai, konflik antar pribadi, berbagai
bentuk perubahan, dan off the job seperti kekuatiran finansial, masalah anak,
masalah perkawinan, dll.
Cara
terbaik mengurangi stres adalah dengan mencari penyebabnya dan memecahkannya
seperti ; memindah ke pekerjaan lain, mengganti penyedianya dan menyediakan
lingkungan kerja baru. Atau bahkan merancang kembali job desainnya yang
memungkinkanuntuk mengurangi beban kerja, tekanan waktu dan ambiguitas.
Komunikasi yang dibangun lebih baik juga memungkinkan menurunkan tingkat stres.
7.2 Potensi Sumber Stres
Secara
lengkap ada beberapa faktor yang diidendtifikasi sebagai potensi sumber stres
yaitu :
Ø Faktor
lingkungan
Ø Faktor
organisasi
Ø Faktor
individu
7.3 Adanya Perbedaan Individu Dalam
Menghadapi Stres
Ada
lima variabel yang dapat membedakan kemampuan individu dalam menghadapi stres,
yaitu :
Ø Pengalaman
kerja
Ø Dukungan
social
Ø Ruang
(locus) kendali
Ø Keefektivan
diri
Ø Tingkat
kepribadian orang dalam menyikapi permusuhan dan kemarahan.
7.4 Konsekuensi Dari Stres
Ada
tiga kategori umum sebagai konsekuensi dari stres, yaitu :
Ø Gejala
fisiologis
Ø Gejala
psikologis
Ø Gejala
perilaku
7.5 Mengelola Stress
Ada
dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola stres, yaitu :
Ø Pendekatan
individu
Ø Pendekatan
organisasi
7.6 Perubahan Terencana
Perubahan
terencana merupakan kegiatan perubahan yang disengaja dan berorientasi tujuan.
Ada dua sasaran dari perubahan terencana, yaitu :
Ø Perubahan
tersebut mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan ;
Ø Perubahan
itu mengupayakan perubahan perilaku karyawan.
7.7 Penolakan Terhadap Perubahan
Ø Penolakan
individu :
·
Kebiasaan
·
Keamanan
·
Fakrot-faktor ekonomi
·
Rasa takut terhadap yang tidak diketahui
·
Pengolahan informasi selektif
Ø Penolakan
organisasi :
·
Kelembagaan structural
·
Karena tidak menyeluruh
·
Kelembagaan kelompok
·
Ancaman terhadap keahlian
·
Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang
mapan (statusquo)
·
Ancaman terhadap alokasi sumber daya
yang mapan
7.8 Mengatasi Penolakan Terhadap
Perubahan
Cara
mengatasi penolakan terhadap perubahan :
Ø Didik
dan komunikasikan
Ø Minta
partisipasi
Ø Beri
kemudahan dan dukungan
Ø Rundingkan
Ø Manipulasi
dan kooptasikan
Ø Paksakan
7.9 Politik Dan Perubahan
Dalam
politik perubahan dikemukakan bahwa dorongan ke perubahan akan cenderung dating
dari individu-individu yang baru bagi sebuah organisasi dan atau dari eksekutif
yang sedikit tergeser dari struktur kekuasaan utama.
7.10 Pendekatan Untuk Pengelolaan
Perubahan Organisasi
Tiga
pendekatan popular tersebtu sebagai berikut :
Ø Model
Pendekatan Proses Perubahan Tiga Langkah Klasik Lewin :
·
Melelehkan (unfreezing) status quo
·
Gerakan ke keadaan baru
·
Membekukan (refreezing) perubahan baru
untuk membuatnya permanen
Ø Riset
Tindakan (Action Research)
·
Diagnosis
·
Analisis
·
Umpan balik
·
Tindakan
·
Evaluasi atas efektivitas rencana
tindakan
Ø Pengembangan
Organisasi (Organization Development/OD)
·
Penghargaan akan orang
·
Kepercayaan dan dukungan
·
Kesetaraan kekuasaan
·
Konfrontasi
·
Partisipasi
7.11 Isu-Isu Perubahan Kontemporer Bagi Manajer
Dewasa Ini
Ada
tiga isu perubahan yang menarik untuk dikaji, yaitu :
Ø Merangsang
Inovasi Organisasi
Ø Menciptakan
Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)
Ø Menciptakan
Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
BAB
8
PERILAKU
KELOMPOK DALAM ORGANISASI
8.1
Mengapa Orang Berkelompok
Beberapa alas an
berkelompok adalah sebagai berikut :
Ø Alas
an keamanan
Ø Alas
an status
Ø Harga
diri
Ø Kebutuhan
bersosial (afiliasi)
Ø Membangun
kekuatan
Ø Mencapai
tujuan
8.2 Definisi Kelompok
Dua
individu, yang saling berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung
untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003 : 292). Semakin banyak aspirasi
anggota kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok.
8.3 Beda Kelompok Formal Dan
Informal
Kelompok
formal dapat diartikan sebagai kelompok yang diciptakan oleh keputusan
manajerial untuk mencapai tujuan organisasi.sedangkan kelompok informal dapat
dikatakan sebagai kelompok yang lebih berkembang dari upaya individu dengan
pengembangan minat dan persahabatan daripada desain yang sengaja dibentuk
organisasi. Kelompok formal terdiri dari kelompok komando dan kelompok tugas,
sedangkan kelompok informal terdiri dari kelompok minat dan kelompok
persahabatan.
8.4 Model Pengembangan Kelompok
Ø Model
Lima Tahap ( Five Stages Model)
Ø Model
Keseimbangan Tersela (Equilibrium Puncuated Model)
8.5 Bagaimana Interaksi Kelompok
Berlangsung
Salah
satu karakteristik kelompok adalah adanya interaksi antar anggotanya dalam
mencapai tujuan bersama. Alat untuk mengetahui interaksi kelompok adalah
sosiometri (Robbins, hal 296-299).
Sosiometri
akan berusaha menjawab pertanyaan : siapa yang disukai atau tidak dan dengan
siapa mereka bersedia bekerja sama atau tidak. Untuk bias memperoleh informasi
maka pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab dengan mengadakan wawancara
atau dengan penyebaran dan pengisian kuisioner.
8.6 Karakteristik Kelompok Yang
Penting
Ø Struktur
Ø Status
hierarki
Ø Peran
Ø Norma
Ø Kepemimpinan
Ø Kekompakan
8.7 Hubungan Kelompok Terhadap
Kinerja
Ø Kelompok
adalah bagian dari organisasi yang lebih besar
Ø Faktor-faktor
seperti (strategi organisasi, struktur otoritas, prosedur seleksi, dan sistem
imbalan) dapat memberikan suatu iklim yang menguntungkan atau tidak bagi
kelompok tersebut dalam organisasi.
8.8 Hubungan Kelompok Terhadap
Kepuasan
Ø Konsep
tentang dasar-dasar perilaku merupakan bagian yang terintegrasi dengan konsep
organisasi.
Ø Dasar-dasar
perilaku kelompok sebagaimana materi pembahasan ini harus dipahami oleh
pemimpin kelompok dan pemimpin organisasi untuk mampu mendayagunakan potensi
anggota kelompok berdasarkan analisis dan pemahaman perilaku anggota kelompok
yang bermuara pada perilaku kelompok.
Ø Pemahaman
tentang dasar-dasar perilaku kelompok oleh pemimpin kelompok dan pemimpin
organisasi, akan memudahkan untuk melakukan manajemen kelompok dan manajemen
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan bersama.
BAB 9
K O N F L I K
9.2 Pengertian Konflik
Konflik
merupakan suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain
telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara
negatif, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama.
9.3 Transisi Dalam Pikiran Konflik
Ø Pandangan
Tradisional (The Traditional View)
Ø Pandangan
Hubungan Manusia (The Human Relations View)
Ø Pandangan
Interaksionis (The Interactionist View)
9.4 Konflik Fungsional Vs
Disfungsional
Konflik
fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan
memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik
yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
9.5 Proses Konflik
Ø Tahap
1, oposisi atau ketidakcocokan potensial
Ø Tahap
2, kognisi dan personalisasi
Ø Tahap
3, maksud
Ø Tahap
4, perilaku
Ø Tahap
5, hasil.
9.6
Menciptakan Konflik Fungsional
Satu
ramuan yang umum dalam organisasi-organisasi yang dengan sukses akan menciptakan konflik fungsional adalah
bahwa mereka menghargai perbedaan pendapat dan menghukum penghindar konflik.
9.7 Perundingan
Perundingan
merupakan suatu proses dimana dua pihak atau lebih bertukar barang atau jasa
dan berupaya menyepakati nilai tukar barang dan jasa tersebtu.
9.8 Strategi Tawar-menawar
Ø Tawar-menawar
distributif
Ø Tawar-menawar
integratif
9.9 Proses Perundingan
Ø Persiapan
dperencanaan
Ø Definisi
aturan-aturan dasar
Ø Penjelasan
dan pembenaran
Ø Tawar-menawar
dan pemecahan
Ø Penutupan
dan pelaksanaan
9.10 Persoalan Dalam Perundingan
Ø Peran
cirri kepribadian
Ø Perbedaan
jenis kelamin
Ø Perbedaan
budaya
Ø Penggunaan
pihak ketiga
BAB 10
KEKUASAAN DAN POLITIK
10.1
Definisi Kekuasaan
Kekuasaan
(power) adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orangg lain dengan
tujuan mengubah sikap atau tingkah laku individual atau kelompok dalam
organisasi.
10.2 Membedakan Kepemimpinan Dan
Kekuasaan
Ø Kompatibilitas
sasaran
Ø Arah
pengaruh
Ø Tekanan
riset
10.3 Dasar-dasar Kekuasaan
Ø Sumber
formal :
·
Kekuasaan paksaan
·
Kekuasaan hadiah
·
Kekuasaan hokum
·
Kekuasaan informasi
Ø Sumber
individual :
·
Kekuasaan kepakaran
·
Kekuasaan rujukan
·
Kekuasaan kharismatik
10.4 Ketergantungan Kunci Menuju
Kekuasaan
Ø Nilai
penting
Ø Kelangkaan
Ø Tidak
tergantikan
10.5 Taktik Kekuasaan
Ø Nalar
Ø Keramahan
Ø Koalisi
Ø Ketegasan
Ø Otoritas
lebih tinggi
Ø Sanksi
10.6 Faktor Penyumbang Perilaku
Kelompok
Ø Faktor
individu
Ø Faktor
organisasi
BAB 11
KOMUNIKASI
11.1 Konsep dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi
menjalankan empat fungsi utama dalam suatu kelompok/organisasi, yaitu :
Ø Fungsi
kendali (control/pengawasan)
Ø Fungsi
motivasi
Ø Fungsi
pengungkapan emosi
Ø Fungsi
informasi
11.2 Model Proses Komunikasi
Ø Sumber
komunikasi
Ø Pengkodean
Ø Pesan
Ø Saluran
Ø Pengkodean
Ø Peneriman
Ø Umpan
balik
11.3 Elemen Komunikasi
Ø Arah
komunikasi
Ø Jaringan
komunikasi
11.4 Komunikasi Verbal Dan Non
Verbal
Ø Komunikasi
verbal (bahasa) yaitu dengan ucapan kalimat, pesan lisan maupun tulisan dan
gambar.
Ø Komunikasi
non verbal (non bahasa) yaitu komunikasi yang disampaikan dengan gerak tubuh,
air muka, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima pesan dengan istilah
lain disebut kinesika.
11.5 Komunikasi Yang Efektif
Ø Penyaringan
(filtering)
Ø Persepsi
selektif
Ø Emosi
11.6 Isu-isu Komunikasi Kontemporer
Ø Penghalang
komunikasi antara pria dan wanita
Ø Komunikasi
yang “benar secara politis”
Ø Komunikasi
silang budaya.
BAB 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
12.1
Peran Struktur Organisasi Dalam Pengambilan Keputusan
Ø Strategi
Ø Ukuran
Ø Teknologi
Ø Lingkungan
12.2 Teori Pengambilan Keputusan
Ø Model
rasional
Ø Model
organisasional
Ø Model
politik dan power
Ø Model
garbage can
12.
3 Aplikasi Pada Permasalahan Strategis
Ø The
Decision Perspective
Ø The
Enviroment Determinism Perspective
Ø The
Firm Characteristic and Resources Aviliability Perspective
12.5
Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok
Ø Keuntungan
:
·
Mendapat lebih banyak sudut pandang yang
beragam
·
Meningkatkan informasi
·
Kualitas keputusan lebih tinggi
·
Meningkatkan komitmen
Ø Kerugian
:
·
Potensi didominasi individu
·
Tanggung jawab tidak jelas
·
Makan waktu dan biaya
·
Ada tekanan konformitas (kesesuaian)
BAB 3
TIM KERJA
13.1 Mengapa Tim Telah Menjadi
Popular Dalam Organisasi
Ketika
kerjasama menjadi sangat penting, misalnya untuk mencapai sasaran strategis,
manajer memiliki 4 cara untuk meningkatkan kekompakkan, yaitu :
Ø Memperkenalkan
persaingan
Ø Meningkatkan
ketertarikan antar pribadi
Ø Meningkatkan
interaksi
13.2 Pengertian Tim Kerja dan
Perbedaannya Dengan Kelompok
Ø Kelompok
kerja, adalah kelompok atau dua atau lebih yang berinteraksi dalam berbagai
informasi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai
sasaran.
Ø Tim
kerja adalah kelompok yang upaya-upayaindividunya menghasilkan suatu kinerja
yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-masukan individual.
13.3 Tipe-Tipe Kerja Dalam
Organisasi
Ø Tim
pemecah masalah
Ø Tim
pengelola diri
Ø Tim
lintas fungsional
13.4
Bagaimana Pekerjaan Dalam Kelompok Dikerjakan Dengan Baik Oleh Tim
Ø Task
complexity
Ø Purpose
and goals
Ø Interdependence
BAB 14
KEPEMIMPINAN
14.1
Model Kepemimpinan
Secara
berurutan, penilaian teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan dalam pendekatan
sifat, perilaku, dan situasional-contingency.
14.2 Kepemimpinan Transformasional
dan Transaksional
Menurut
(Bass, 1985, 1998,, Bass & Avolio, 1993), kepemimpinan transformasional
yang otentik mengandung empat komponen yaitu :
Ø Idealized
influence
Ø Inspiration
motivation
Ø Intellectual
stimulation
Ø Individualized
consideration
Pemimpin
transaksional adalah yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah
tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar